PENGARUH KETELADANAN GURU SEKOLAH DASAR TERHADAP PERILAKU DISIPLIN PESERTA DIDIK

A. Judul Penelitian
PENGARUH KETELADANAN GURU SEKOLAH DASAR TERHADAP PERILAKU DISIPLIN PESERTA DIDIK (Penelitian di SDN Sawati II Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya).

B. Latar Belakang
Di dunia pendidikan ada banyak elemen yang terlibat didalamnya, salah satunya adalah guru atau pendidik. Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara sebagai usaha untuk meneruskan dan menurunkan pengetahuan dari generasi berikutnya. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar dan berani bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Dalam hal ini guru memberikan keteladanan, mamberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya supaya dapat menirunya.
Seorang pendidik atau guru harus tampil sebagai pigur yang dapat memberikan contoh-contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilnya sangat bergantung pada kualitas kesungguhan realisasi karateristik pendidik yang diteladani, misalnya guru berpakaian selalu rapi, dalam penampilan guru juga rapi, kualitas keilmuan, kepemimpinan, keikhlasannya dan sebagainya.dalam kondisi pendidikan seperti ini, pengaruh teladan berjalan secara langsung tanpa disengaja. Oleh karena itu, setiap yang diharapkan menjadi teladan hendaknya memelihara tingkah lakunya, disertai kesadaran bahwa ia bertanggung jawab di hadapan Allah dalam segala hal yang diikuti oleh orang lain sebagai pengagumnya.
Saat ini anak-anak mengalami krisis keteladanan. Hal ini terjadi karena sedikitnya media masa yang mengangkat tema tokoh-tokoh teladan bagi anak-anak. Tayangan-tayangan televisi misalnya, didominasi acara hiburan dalam berbagai variasinya, acara sinetron atau infotainment tidak diharapkan memberikan contoh kehidupan Islami secara utuh. Sementara itu porsi penanaman akhlak mulia melalui contoh pribadi teladan pada pelajaran-pelajaran ke-Islaman di sekolah juga masih rendah.
Meskipun guru sudah memberikan segala macam cara pada peserta didiknya mencontohkan perilaku-perilaku yang baik seperti disiplin masuk sekolah, berpakaian rapi, rambut rapi tetapi pada kenyataan masih banyak peserta didik yang tidak meneladaninya. Hal ini salah satu penyebab terjadinya kemerosotan kedisiplinan peserta didik di SDN Sawati II.
Berdasarkan pada pemikiran di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KETELADANAN GURU SEKOLAH DASAR TERHADAP PERILAKU DISIPLIN PESERTA DIDIK” (Penelitian di SDN Sawati II Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya).

C. Identifikasi Masalah
Dari hasil pengamatan penulis, maka yang menjadi permasalahan yang mempengaruhi perilaku disiplin peserta didik di SD Negeri Sawati II adalah sebagai berikut :
1. Adanya sikap kurang hormat peserta didik terhadap guru,
2. Peserta didik ada yang kesiangan,
3. Dalam berpakaian peserta didik masih ada yang tidak berpakaian rapi,
4. Bahasa pergaulan peserta didik masih kasar,
5. Dalam kegiatan pembelajaran kurang tertib.

D. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka masalah penelitian dibatasi dalam hal :
1. Keteladanan guru di SD Negeri Sawati II.
2. Perilaku disiplin peserta didik di SD Negeri Sawati II.
3. Pengaruh keteladanan guru SD terhadap perilaku disiplin peserta didik di SD Negeri Sawati II.

E. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana keteladanan guru di SD Negeri Sawati II Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya ?
2. Bagaimana perilaku disiplin peserta didik di SD Negeri Sawati II Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya ?
3. Bagaimana pengaruh keteladanan guru SD terhadap perilaku disiplin peserta didik di SD Negeri Sawati II Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya ?

F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Keteladanan guru di SD Negeri Sawati II Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya.
2. Perilaku disiplin peserta didik di SD Negeri Sawati II Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya.
3. Pengaruh keteladanan guru SD terhadap perilaku disiplin peserta didik di SD Negeri Sawati II Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya

G. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Hasil Teoritis
Secara teoritis maka ilmu ini berfungsi untuk menambah wawasan dalam pembinaan perilaku yang baik menurut agama.

2. Manfaat Praktis
– Bagi guru, diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan kemampuan serta meningkatkan nilai-nilai sosial dan keagamaan agar dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
– Bagi sekolah, diharapkan untuk lebih memberikan dukungan terhadap keaktifan siswa didalam membina perilaku.
– Bagi peserta didik, diharapkan agar dapat bahan masukkan untuk meningkatkan perilaku para peserta didik di Sekolah.

H. Landasan Teori
Keteladanan adalah sesuatu yang patut dicontoh karena kebaikannya. Apabila seorang pendidik mendasarkan kepada keteladanan, maka konsekuensinya ia harus memberikan teladan kepada para peserta didiknya dengan berusaha mencontoh dan meneladani Rasulullah Muhammad SAW. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan pendidik akan mendapat sorotan peserta didik dan orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.
Adapun pendapat pakar pendidikan yang lain tentang keteladanan yang diungkapkan oleh Majid (2008 : 150 ) menyatakan bahwa :
“Dengan adanya teladan yang baik, maka akan menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau mengikutinya dan memang sebenarnyalah bahwa adanya contoh ucapan, perbuatan dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal apapun, maka hal itu merupakan sesuatu amaliyah yang paling penting dan paling berkesan, baik bagi pendidikan anak maupun dalam kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari.”

Peserta didik cenderung akan meneladani pendidiknya, karena pada dasarnya secara psikologis anak memang senang meniru, tidak saja yang baik tapi yang jelek juga ditiru.
Kecenderungan manusia untuk meniru belajar lewat peniruan, menyebabkan keteladanan menjadi sangat penting artinya dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru sebagai suri tauladan bagi peserta didik, yaitu:
– Sikap dasar dalam pembelajaran,
– Bicara dan gaya bicara,
– Kebiasaan bekerja,
– Sikap melalui pengalaman dan kesalahan,
– Pakaian,
– Hubungan kemanusiaan,
– Proses berpikir,
– Selera,
– Keputusan,
– Kesehatan,
– Gaya hidup secara umum.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar dan bertanggung jawab atas setiap perbuataanya. Dalam hal ini guru tidak hanya berperan sebagai pendidik tetapi juga sebagai pengajar yang harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar, agar peserta didik dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan baik.
Perilaku disiplin secara luas adalah dapat diartikan sebagai semacam pengarahan yang dirancang untuk membentuk peserta didik agar mampu menghadapi tuntutan dari lingkungan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan untuk menjaga keseimbangan antara kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat sesuatu yang dapat dan ingin diperoleh oleh orang lain.
Menurut Montessori tujuan disiplin adalah untuk aktif, melakukann sesuatu, berbuat baik bukan untuk diam dan pasif. Jadi kelas yang setiap anak aktif melakukan sesuatu yang berguna untuk menguji kemampuan-kemampuannya tanpa bertindak secara kasar dan mengganggu teman lain merupakan kelas yang disiplin.
Pendidik mesti menggunakan cara tertentu untuk mengantar anak agar mampu berkembang sepanjang hidupnya ke arah penguasaan diri yang semakin lebih baik. Jangkauan disiplin ini tidak hanya di sekolah tetapi sepanjang hidupnya di masyarakat nanti.
Kedisiplinan guru dan pegawai adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak didiknya. Karena bagaimana pun seorang guru atau tenaga kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik.

I. Kerangka Pemikiran Dan Paradigma
Sebagaimana kita ketahui bahwa keteladanan merupakan salah satu komponen penting yang mempengaruhi kegiatan guru dalam pendidikan agar peserta didik dapat memahami dan menerapkan hasil pendidikan di sekolahnya.
Keteladanan merupakan sebagai pigur yang dapat memberikan contoh-contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilnya sangat bergantung pada kualitas kesungguhan realisasi karateristik pendidik yang diteladani, misalnya guru memberikan contoh dalam berpakaian guru selalu rapi, dalam penampilan guru juga rapi, kualitas keilmuan, kepemimpinan, keikhlasannya dan sebagainya. Dalam kondisi pendidikan seperti ini, pengaruh teladan berjalan secara langsung tanpa disengaja. Oleh karena itu, setiap yang diharapkan menjadi teladan hendaknya memelihara tingkah lakunya, disertai kesadaran bahwa ia bertanggung jawab di hadapan Allah dalam segala hal yang diikuti oleh orang lain sebagai pengagumnya.
Meskipun guru sudah memberikan contoh keteladanan yang baik akan tatapi masih banyak peserta didik yang tidak mau mencontohkan apa yang telah guru contohkan. Seperti kesiangan masuk sekolah, berpakaian tidak rapi, rambut acak-acakan, tidak menghargai antar sesama manusia.
Selain peserta didiknya tidak mencontohkan apa yang telah guru contohkan ada faktor yang dapat menimbulkan peserta didik berperilaku tidak baik, disebabkan oleh broken home. Misalnya perceraian orang tua, kesibukan orang tua mereka hanya memikirkan pekerjaanya di bandingkan dengan mengurus anak-anaknya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam paradigma dibawah ini:
GAMBAR 1
PARADIGMA

J. Hipotesis
Bertitik tolak dari kerangka pemikiran diatas, maka dapat dibuat kesimpulan sementara (hipotesis) sebagai berikut : jika keteladanan guru dilambangkan dengan X, dan hubunganya dengan perilaku disiplin dilambangkan dengan Y, maka keteladanan guru diduga kuat berhubungan terhadap perilaku disiplin.
Untuk itu rumusan masalah hipotesisnya adalah:
Ha:Terdapat hubungan yang signifikan antara keteladanan guru hubungannya dengan perilaku disiplin peserta didik.
Ho:Tidak ada hubungan yang signifikan antara keteladanan guru dengan perilaku disiplin peserta didik.
Semakin tinggi keteladanan guru SD, maka akan semakin tinggi pula perilaku disiplin peserta didik di SDN Sawati II Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya.

K. Langkah-Langkah Penelitian
1. Metode Penelitian
Untuk melaksanakan suatu penelitian diperlukan suatu cara yang sistematis dan terperinci sehingga hasil dari penelitian ini dapat di uji kebenarannya maka di perlukan suatu metode, ini akan memberikan arahan dan pedoman terhadap pelaksanaan dan penyusunan hasil penelitian tersebut.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan membuat suatu sistematis aktual, faktual, dan akurat mengenai fakta- fakta serta hubungan antara fenomena yang di selidiki.
Metode ini bertujuan untuk melakukan penyelidikan menggunakan gambaran keadaan sekelilingnya.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Secara kuantitatif yang mana populasinya adalah peserta didik SD Negeri Sawati II dengan jmlah seluruh 207 orang dari 6 kelas terdiri dari:
– Kelas I : 38 siswa
– Kelas II : 47 siswa
– Kelas III : 33 siswa
– Kelas IV : 29 siswa
– Kelas V : 35 siswa
– Kelas VI : 25 siswa
Berdasarkan murid yang ada di SD Negeri Sawati II Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya, tidak semuanya dapat diteliti, maka penulis meneliti murid sebanyak 60 orang yaitu dari kelas V dan VI. Sebanyak murid tersebut adalah yang benar-benar diteliti tentang pengaruh keteladanan guru SD terhadap perilaku peserta didik. Jadi populasinya adalah seluruh peserta didik di SD Negeri Sawati II Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya.
b. Sampel
Berdasarkan populasi diatas, maka sampelnya adalah dari jumlah seluruh 207 orang yang akan diberi sampel 50% yaitu 60 orang, yaitu peserta didik Kelas V dan VI SD Negeri Sawati II Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 60 orang.

3. Definisi Operasional Variabel
Variable Indikator Dimensi Skala Pengukuran Item Angka
Variable X :
Keteladanan Guru Sekolah Dasar

Variabel Y :
Perilaku Disiplin Peserta Didik
– Disiplin waktu
– Disiplin sikap
– Disiplin berpakain
– Akhlak yang baik
– Keilmuan yang tinggi
– Kepemimpinan yang Adil

– Bersikap hormat terhadap guru
– Datang tepat waktu
– Berpakaian rapi
– Menggunakan bahasa pergaulan yang baik
– Dalam kegiatan pembelajaran bersikap tertib
1. Datang tepat waktu
2. Menggunakan kegiatan pembelajaran dengan baik
3. Mematuhi tata tertib sekolah
4. Menyikapi permasalahan dengan bijaksana
5. Berpakaian rapi
6. Selalu tampil menarik
7. Memecahkan masalah dengan baik
8. Menggunakan metode pembelajaran yang tepat
9. Bersikap adil terhadap siswa
10. Mengevaluasi siswa dengan baik

1. Suka memberi salam ketika bertemu guru
2. Sopan santun terhadap guru
3. Datang tidak kesiangan
4. Pulang dengan tertib dan langsung ke rumah
5. Memakai seragam
6. Menggunakan pakaian yang rapi
7. Sopan santun dalam berkata
8. Menjaga ucapan dengan menggunakan bahasa yang baik
9. Mengikuti pembelajaran dengan tertib
10. Mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah
Angket diberikan kepada 60 peserta didik sebagai responden

Angket diberikan kepada 60 peserta didik sebagai responden
No. 1

No. 2
No. 3

No. 4
No. 5
No. 6

No. 7

No. 8
No. 9

No. 10

No. 1

No. 2
No. 3

No. 4
No. 5

No. 6
No. 7

No. 8

No. 9

No. 10

Lebih lanjut hubungi mailkuagfa@gmail.com

Tinggalkan komentar